MCMS
Sebuah sistem manajemen konten mobile (MCMS) adalah
jenis sistem manajemen konten (CMS) yang mampu
menyimpan dan menyampaikan konten dan layanan ke perangkat mobile, seperti
ponsel, ponsel pintar, dan PDA. Sistem manajemen konten mobile dapat
menjadi sistem diskrit, atau mungkin ada sebagai fitur, modul atau add-ons dari
sistem manajemen konten yang lebih besar mampu multi-channel pengiriman konten.
Pengiriman konten Mobile memiliki unik, kendala spesifik termasuk kapasitas perangkat
banyak variabel, ukuran layar kecil, bandwidth nirkabel terbatas, kapasitas
penyimpanan kecil, dan prosesor perangkat relatif lemah.
Permintaan untuk manajemen konten mobile
meningkat sebagai perangkat mobile menjadi semakin mana-mana dan canggih. Teknologi MCMS awalnya
difokuskan pada bisnis ke konsumen (B2C) pasar mobile dengan nada dering,
permainan, teks-pesan, berita, dan konten terkait lainnya. Karena, sistem manajemen konten mobile juga berakar di
bisnis ke bisnis (B2B) dan bisnis untuk karyawan (B2E) situasi, yang
memungkinkan perusahaan untuk memberikan informasi lebih tepat waktu dan
fungsionalitas untuk mitra bisnis dan tenaga kerja mobile dengan cara yang
semakin efisien.
Perkiraan 2008 menempatkan pendapatan global untuk manajemen konten mobile US $
8 miliar.
Fitur utama
Multi-channel pengiriman konten
Kemampuan konten multi-delivery channel memungkinkan pengguna untuk mengelola
repositori konten sentral sekaligus memberikan konten yang ke web browser
desktop, ponsel dan perangkat lain.
Konten akan disimpan dalam format baku yang khusus perangkat gaya presentasi
dapat diterapkan.
Khusus template sistem
Sementara sistem manajemen konten web tradisional menangani template untuk
hanya segelintir web browser, mobile CMS template harus disesuaikan dengan
rentang yang sangat luas perangkat target dengan kapasitas yang berbeda dan
keterbatasan. Ada dua pendekatan
untuk beradaptasi template: multi-client dan multi-situs.
Pendekatan multi-klien memungkinkan untuk melihat semua versi dari sebuah situs
di domain yang sama (misalnya sitename.com), dan template disajikan menurut
klien perangkat yang digunakan untuk melihat. Pendekatan multi-situs menampilkan
situs mobile di sub domain bertarget (misalnya mobile.sitename.com).
Lokasi berbasis pengiriman konten
Berbasis lokasi pengiriman konten memberikan
isi yang ditargetkan, seperti informasi, iklan, peta, arah, dan berita, ke
perangkat mobile berdasarkan lokasi fisik saat ini. Saat ini, GPS (global
positioning system) sistem navigasi menawarkan berbasis lokasi yang paling
populer layanan. Sistem
navigasi adalah sistem khusus, tapi menggabungkan fungsi ponsel membuat
eksploitasi yang lebih besar dari lokasi-sadar pengiriman konten mungkin.
Mobile CMS
CMS
(Content Management System) identik dengan system yang digunakan untuk
mengelola kontent web yang biasanya berupa halaman html (teks & gambar).
Operator telekomunikasi atau content provider saat ini biasanya memiliki apa yang disebut Mobile Content Management System, yaitu CMS untuk mengelola konten perangkat bergerak yang dijual kepada pelanggannya. Konten yang dimaksud misalnya:
Operator telekomunikasi atau content provider saat ini biasanya memiliki apa yang disebut Mobile Content Management System, yaitu CMS untuk mengelola konten perangkat bergerak yang dijual kepada pelanggannya. Konten yang dimaksud misalnya:
-
Gambar atau Wallpaper
- Nada dering (ringtone)
- Kontent teks seperti berita, ramalan, pesan bijak
- Nokia smart messaging (Operator logo, gambar, ringtone)
- Games
- Rekaman video (recorded)
- Live video/TV
- Audio/video ring back tone (Nada sambung pribadi)
- Multimedia presentation (SMIL)
- Theme
Karena banyaknya jenis konten yang disediakan maka CMS ini lebih kompleks dari CMS biasa.
Apa yang spesifik atau yang membedakan antara CMS untuk sebuah website dengan CMS untuk mobile content?
- Nada dering (ringtone)
- Kontent teks seperti berita, ramalan, pesan bijak
- Nokia smart messaging (Operator logo, gambar, ringtone)
- Games
- Rekaman video (recorded)
- Live video/TV
- Audio/video ring back tone (Nada sambung pribadi)
- Multimedia presentation (SMIL)
- Theme
Karena banyaknya jenis konten yang disediakan maka CMS ini lebih kompleks dari CMS biasa.
Apa yang spesifik atau yang membedakan antara CMS untuk sebuah website dengan CMS untuk mobile content?
Dibawah ini adalah daftar karakteristik atau fitur yang dimiliki
Mobile-CMS tapi biasanya tidak terdapat pada web-CMS:
- Jenis
kontennya lebih beragam
- Konten
dijual, berarti memiliki harga dan melibatkan proses pembayaran (charging)
sehingga memerlukan integrasi dengan billing system
- Konten
tidak diperuntukan untuk semua jenis perangkat sehingga perlu manajemen
perangkat agar dipastikan pelanggan yang membeli konten dapat menikmati
konten yang dibelinya.
- Akses
untuk mendapatkan kontent beragam misalnya melalui situs WAP/WEB, SMS,
USSD, IVR, STK
- Kanal
pengiriman (delivery channel) beragam bisa lewat SMS, MMS, wap push
- Karena
dua poin diatas, biasanya mobile-CMS juga berfungsi sebagai content
delivery system (CDS) yang berfungsi untuk mengirimkan konten lewat
beragam layanan.
- Perlu
integrasi dengan network elemen lain seperti SMSC, MMSC untuk pengiriman
konten
- Karena
dijual jadi kadang perlu dilengkapi dengan fitur promosi misalnya diskon,
broadcast, content bundling, quiz, limited time frame free, recommended
contents (top contents), pin based draw (pengundian), syembara untuk
membuat dan mengirimkan kontent
- Perlu
integrasi dengan streaming server untuk dapat mengirimkan konten seperti
video, online TV
- Perlu
adanya modul untuk customer care
- Reporting
atua statistik yang diperlukan yang lebih kompleks
- Perlu
adanya database pelanggan termasuk didalamnya mungkin data jenis/tipe
perangkat atau ponsel yang digunakan pelanggan
- Karena
konten tidak gratis dan rawan pembajakan maka diperlukan proteksi (DRM)
terhadap konten dari pengkopian ilegal
- Konten
biasanya berasal dari beberapa content provider sehingga diperlukan
mekanisme pembagian keuntungan (revenue sharing)
- Perlu
deskripsi yang jelas untuk setiap konten karena pelanggan tidak dapat
langung menikmati konten. Fitur preview biasanya diperlukan untuk
memperjelas seperti apa konten yang bisa didapatkan oleh pembelinya.
- Adanya
layanan berlangganan (Subcription) dengan pengiriman terjadwal
(scheduled/automatic delivery)
Konsep Dasar
Mobile Learning
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Tingkat perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
·
Mobile learning didefinisikan
oleh Clark Quinn (Quinn 2000) sebagai : “The intersection of mobile computing
and e-learning : accessible resources wherever you are, strong search capabilities,
rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based
assessment. E-Learning independent of location in time or space”. Berdasarkan
definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran
tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di
akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau
Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel,
laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam
belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon
genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses
belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif
dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam
proses belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk
mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile
phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu
sendiri.
Potensi dan Tantangan
·
Munculnya m-Learning sebagai salah satu
alternatif media pembelajaran merupakan peluang yang menggembirakan bagi dunia
pendidikan di Indonesia. Dengan menggunakan perangkat bergerak (handphone),
maka program m-Learning akan semakin mudah dijangkau dan dimanfaatkan. Jumlah
pengguna mobile di Indonesia tercatat sebanyak 116 juta (Wireless Intelligent,
per September 2008) dan menempati urutan ke-6 terbanyak di dunia. Namun
kenyataan di lapangan ternyata belum seperti kondisi ideal yang diharapkan.
Dari sejumlah pengguna mobile di Indonesia ternyata sebagian besar hanya
diperuntukkan untuk telepon, SMS dan chatting. Belum banyak yang digunakan
untuk pemanfaatan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Tantangan yang ada
adalah belum banyak tersedia konten-konten pembelajaran berbasis mobile yang
bisa diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih
didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta
kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya
yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan
adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis perangkat bergerak
yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses
Pengembangan Desain Konten
MEdukasi
·
MEdukasi merupakan nama khas mobile learning
yang pada dasarnya merupakan bentuk khusus model dari nama generic mobile
learning pada umumnya. Sebagai suatu produk pengembangan sistem, MEdukasi yang
dikembangkan oleh Balai Pengembangan Multimedia (BPM) menggunakan format dan
model khusus. MEdukasi ini memiliki slogan “belajar cepat tanpa sekat”. Slogan
ini mengambarkan suatu misi bahwa dengan adanya MEdukasi ini maka pengguna bisa
belajar secara cepat di manapun dan kapanpun tanpa dibatasi oleh waktu dan
tempat belajar.
Platform
·
MEdukasi dikembangkan menggunakan platform
Adobe Flash. Flash lite player adalah versi ringan dari flash player. Flash
Lite sendiri berbasiskan teknologi Flash 4 Scripting Engine yang khusus
ditujukan pada aplikasi mobile. Untuk membangun aplikasi mobile dalam
lingkungan Flash Lite tidak dibutuhkan banyak kode program, tetapi pengembang
dapat menggunakan Integrated Development Environment berbasis grafis, yaitu
dengan aplikasi Macromedia Flash Professional 8. Bahasa scripting yang
digunakan dalam Flash Lite adalah Action Script, sama seperti Flash, tetapi
memiliki keterbatasan fitur. Platform ini dapat di jalankan pada Handphone yang
support flash lite. Platform ini biasanya digunakan handphone untuk aplikasi
wallpaper atau screensaver yang berwujud animasi. Pada saat ini sudah banyak
handphone yang support flash lite. Untuk ukuran layar (screen size) yang
disasar adalah layar dengan ukuran 240x320 pixel.
Format
·
Pada tahun 2009 dikembangkan MEdukasi dengan
format tutorial, dimana lebih menekankan penyajian informasi secara singkat
disertai dengan latihan-latihan soal maupun tes untuk mengukur ketercapaian
kompetensi program. Meskipun sebenarnya ada beberapa format yang bisa
dikembangkan seperti bank soal (Drill and Practice), game edukasi (Game
Education), simulasi (Full Simulation), percobaan (Experiment), dll. Format sajian
tutorial merupakan sebuah format pembelajaran yang dalam penyampaian materinya
dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh
guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks,
gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika
dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep
itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon
pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban
atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep
tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja
(remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan
yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau
materi yang disampaikan.
Daftar Pustaka
1.
Efraim
Turban, David King, etc (2002). E-Commerce Management Perspectives. Prentice
Hall. Atau edisi terbaru [TB]
2.
Jeffrey
Rayport, Bernard J Jaworsky (2003). Introduction e-Commerce. McGraw Hill Inc
[RY]
3.
Tambahan : Joe Peppard & Phillip Rowland (1995).
The Essence of Business Process Rengineering. Prentice Hall Ltd [Pp]
4. Tambahan : Omar el Sawy (2001).
Redesigning enterprise Process for e-Business. McGraw Hill Inc [SW]
0 comments :
Post a Comment