======================================================================================================================================================= AbimaelZONE AbimaelZONE AbimaelZONE AbimaelZONE AbimaelZONE AbimaelZONE AbimaelZONE
====================================================================================================================
==========================================================================================================================================
JANGAN LUPA KUNJUNGI TERUS ABIMAELZONE DAN FOLLOW UNTUK SELALU MENDAPATKAN UPDATE TIPS DAN TRIK TERBARUTERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI ABIMAEL ZONE
Home » » Mobile content manajemen sistem ( Pert 12 )

Mobile content manajemen sistem ( Pert 12 )

Abimael | Sunday, December 21, 2014 | 0 comments

MCMS

From Wikipedia, the free encyclopedia
A mobile content management system ( MCMS ) is a type of content management system (CMS) capable of storing and delivering content and services to mobile devices, such as mobile phones, smart phones, and PDAs. Sebuah sistem manajemen konten mobile (MCMS) adalah jenis sistem manajemen konten (CMS) yang mampu menyimpan dan menyampaikan konten dan layanan ke perangkat mobile, seperti ponsel, ponsel pintar, dan PDA. Mobile content management systems may be discrete systems, or may exist as features, modules or add-ons of larger content management systems capable of multi-channel content delivery. Sistem manajemen konten mobile dapat menjadi sistem diskrit, atau mungkin ada sebagai fitur, modul atau add-ons dari sistem manajemen konten yang lebih besar mampu multi-channel pengiriman konten. Mobile content delivery has unique, specific constraints including widely variable device capacities, small screen size, limited wireless bandwidth, small storage capacity, and comparatively weak device processors. [ 1 ] Pengiriman konten Mobile memiliki unik, kendala spesifik termasuk kapasitas perangkat banyak variabel, ukuran layar kecil, bandwidth nirkabel terbatas, kapasitas penyimpanan kecil, dan prosesor perangkat relatif lemah.
Demand for mobile content management increased as mobile devices became increasingly ubiquitous and sophisticated. Permintaan untuk manajemen konten mobile meningkat sebagai perangkat mobile menjadi semakin mana-mana dan canggih. MCMS technology initially focused on the business to consumer (B2C) mobile market place with ringtones, games, text-messaging, news, and other related content. Teknologi MCMS awalnya difokuskan pada bisnis ke konsumen (B2C) pasar mobile dengan nada dering, permainan, teks-pesan, berita, dan konten terkait lainnya. Since, mobile content management systems have also taken root in business to business (B2B) and business to employee (B2E) situations, allowing companies to provide more timely information and functionality to business partners and mobile workforces in an increasingly efficient manner. Karena, sistem manajemen konten mobile juga berakar di bisnis ke bisnis (B2B) dan bisnis untuk karyawan (B2E) situasi, yang memungkinkan perusahaan untuk memberikan informasi lebih tepat waktu dan fungsionalitas untuk mitra bisnis dan tenaga kerja mobile dengan cara yang semakin efisien. A 2008 estimate put global revenue for mobile content management at US$8 billion. [ 2 ] Perkiraan 2008 menempatkan pendapatan global untuk manajemen konten mobile US $ 8 miliar.
[ edit ] Key features Fitur utama
[ edit ] Multi-channel content delivery Multi-channel pengiriman konten
Multi-channel content delivery capabilities allow users to manage a central content repository while simultaneously delivering that content to desktop web browsers, mobile phones and other devices. Kemampuan konten multi-delivery channel memungkinkan pengguna untuk mengelola repositori konten sentral sekaligus memberikan konten yang ke web browser desktop, ponsel dan perangkat lain. Content is stored in a raw format to which device-specific presentation styles can be applied. [ 3 ] Konten akan disimpan dalam format baku yang khusus perangkat gaya presentasi dapat diterapkan.
[ edit ] Specialized templating system Khusus template sistem
While traditional web content management systems handle templates for only a handful of web browsers, mobile CMS templates must be adapted to the very wide range of target devices with different capacities and limitations. Sementara sistem manajemen konten web tradisional menangani template untuk hanya segelintir web browser, mobile CMS template harus disesuaikan dengan rentang yang sangat luas perangkat target dengan kapasitas yang berbeda dan keterbatasan. There are two approaches to adapting templates: multi-client and multi-site. Ada dua pendekatan untuk beradaptasi template: multi-client dan multi-situs. The multi-client approach makes it possible to see all versions of a site at the same domain (eg sitename.com), and templates are presented based on the device client used for viewing. Pendekatan multi-klien memungkinkan untuk melihat semua versi dari sebuah situs di domain yang sama (misalnya sitename.com), dan template disajikan menurut klien perangkat yang digunakan untuk melihat. The multi-site approach displays the mobile site on a targeted sub-domain (eg mobile.sitename.com). Pendekatan multi-situs menampilkan situs mobile di sub domain bertarget (misalnya mobile.sitename.com).
[ edit ] Location-based content delivery Lokasi berbasis pengiriman konten
Location-based content delivery provides targeted content, such as information, advertisements, maps, directions, and news, to mobile devices based on current physical location. Berbasis lokasi pengiriman konten memberikan isi yang ditargetkan, seperti informasi, iklan, peta, arah, dan berita, ke perangkat mobile berdasarkan lokasi fisik saat ini. Currently, GPS (global positioning system) navigation systems offer the most popular location-based services. Saat ini, GPS (global positioning system) sistem navigasi menawarkan berbasis lokasi yang paling populer layanan. Navigation systems are specialized systems, but incorporating mobile phone functionality makes greater exploitation of location-aware content delivery possible. Sistem navigasi adalah sistem khusus, tapi menggabungkan fungsi ponsel membuat eksploitasi yang lebih besar dari lokasi-sadar pengiriman konten mungkin.
Mobile CMS
CMS (Content Management System) identik dengan system yang digunakan untuk mengelola kontent web yang biasanya berupa halaman html (teks & gambar).

Operator telekomunikasi atau content provider saat ini biasanya memiliki apa yang disebut Mobile Content Management System, yaitu CMS untuk mengelola konten perangkat bergerak yang dijual kepada pelanggannya. Konten yang dimaksud misalnya:
- Gambar atau Wallpaper
- Nada dering (ringtone)
- Kontent teks seperti berita, ramalan, pesan bijak
- Nokia smart messaging (Operator logo, gambar, ringtone)
- Games
- Rekaman video (recorded)
- Live video/TV
- Audio/video ring back tone (Nada sambung pribadi)
- Multimedia presentation (SMIL)
- Theme

Karena banyaknya jenis konten yang disediakan maka CMS ini lebih kompleks dari CMS biasa.

Apa yang spesifik atau yang membedakan antara CMS untuk sebuah website dengan CMS untuk mobile content?
Dibawah ini adalah daftar karakteristik atau fitur yang dimiliki Mobile-CMS tapi biasanya tidak terdapat pada web-CMS:
  • Jenis kontennya lebih beragam
  • Konten dijual, berarti memiliki harga dan melibatkan proses pembayaran (charging) sehingga memerlukan integrasi dengan billing system
  • Konten tidak diperuntukan untuk semua jenis perangkat sehingga perlu manajemen perangkat agar dipastikan pelanggan yang membeli konten dapat menikmati konten yang dibelinya.
  • Akses untuk mendapatkan kontent beragam misalnya melalui situs WAP/WEB, SMS, USSD, IVR, STK
  • Kanal pengiriman (delivery channel) beragam bisa lewat SMS, MMS, wap push
  • Karena dua poin diatas, biasanya mobile-CMS juga berfungsi sebagai content delivery system (CDS) yang berfungsi untuk mengirimkan konten lewat beragam layanan.
  • Perlu integrasi dengan network elemen lain seperti SMSC, MMSC untuk pengiriman konten
  • Karena dijual jadi kadang perlu dilengkapi dengan fitur promosi misalnya diskon, broadcast, content bundling, quiz, limited time frame free, recommended contents (top contents), pin based draw (pengundian), syembara untuk membuat dan mengirimkan kontent
  • Perlu integrasi dengan streaming server untuk dapat mengirimkan konten seperti video, online TV
  • Perlu adanya modul untuk customer care
  • Reporting atua statistik yang diperlukan yang lebih kompleks
  • Perlu adanya database pelanggan termasuk didalamnya mungkin data jenis/tipe perangkat atau ponsel yang digunakan pelanggan
  • Karena konten tidak gratis dan rawan pembajakan maka diperlukan proteksi (DRM) terhadap konten dari pengkopian ilegal
  • Konten biasanya berasal dari beberapa content provider sehingga diperlukan mekanisme pembagian keuntungan (revenue sharing)
  • Perlu deskripsi yang jelas untuk setiap konten karena pelanggan tidak dapat langung menikmati konten. Fitur preview biasanya diperlukan untuk memperjelas seperti apa konten yang bisa didapatkan oleh pembelinya.
  • Adanya layanan berlangganan (Subcription) dengan pengiriman terjadwal (scheduled/automatic delivery)
Konsep Dasar Mobile Learning

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Tingkat perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
·         Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn (Quinn 2000) sebagai : “The intersection of mobile computing and e-learning : accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space”. Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.



Potensi dan Tantangan
·         Munculnya m-Learning sebagai salah satu alternatif media pembelajaran merupakan peluang yang menggembirakan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Dengan menggunakan perangkat bergerak (handphone), maka program m-Learning akan semakin mudah dijangkau dan dimanfaatkan. Jumlah pengguna mobile di Indonesia tercatat sebanyak 116 juta (Wireless Intelligent, per September 2008) dan menempati urutan ke-6 terbanyak di dunia. Namun kenyataan di lapangan ternyata belum seperti kondisi ideal yang diharapkan. Dari sejumlah pengguna mobile di Indonesia ternyata sebagian besar hanya diperuntukkan untuk telepon, SMS dan chatting. Belum banyak yang digunakan untuk pemanfaatan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Tantangan yang ada adalah belum banyak tersedia konten-konten pembelajaran berbasis mobile yang bisa diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis perangkat bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses

Pengembangan Desain Konten MEdukasi
·         MEdukasi merupakan nama khas mobile learning yang pada dasarnya merupakan bentuk khusus model dari nama generic mobile learning pada umumnya. Sebagai suatu produk pengembangan sistem, MEdukasi yang dikembangkan oleh Balai Pengembangan Multimedia (BPM) menggunakan format dan model khusus. MEdukasi ini memiliki slogan “belajar cepat tanpa sekat”. Slogan ini mengambarkan suatu misi bahwa dengan adanya MEdukasi ini maka pengguna bisa belajar secara cepat di manapun dan kapanpun tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat belajar.

Platform
·         MEdukasi dikembangkan menggunakan platform Adobe Flash. Flash lite player adalah versi ringan dari flash player. Flash Lite sendiri berbasiskan teknologi Flash 4 Scripting Engine yang khusus ditujukan pada aplikasi mobile. Untuk membangun aplikasi mobile dalam lingkungan Flash Lite tidak dibutuhkan banyak kode program, tetapi pengembang dapat menggunakan Integrated Development Environment berbasis grafis, yaitu dengan aplikasi Macromedia Flash Professional 8. Bahasa scripting yang digunakan dalam Flash Lite adalah Action Script, sama seperti Flash, tetapi memiliki keterbatasan fitur. Platform ini dapat di jalankan pada Handphone yang support flash lite. Platform ini biasanya digunakan handphone untuk aplikasi wallpaper atau screensaver yang berwujud animasi. Pada saat ini sudah banyak handphone yang support flash lite. Untuk ukuran layar (screen size) yang disasar adalah layar dengan ukuran 240x320 pixel.

Format
·         Pada tahun 2009 dikembangkan MEdukasi dengan format tutorial, dimana lebih menekankan penyajian informasi secara singkat disertai dengan latihan-latihan soal maupun tes untuk mengukur ketercapaian kompetensi program. Meskipun sebenarnya ada beberapa format yang bisa dikembangkan seperti bank soal (Drill and Practice), game edukasi (Game Education), simulasi (Full Simulation), percobaan (Experiment), dll. Format sajian tutorial merupakan sebuah format pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.



Daftar Pustaka


1.    Efraim Turban, David King, etc (2002). E-Commerce Management Perspectives. Prentice Hall. Atau edisi terbaru [TB]
2.    Jeffrey Rayport, Bernard J Jaworsky (2003). Introduction e-Commerce. McGraw Hill Inc [RY]
3.    Tambahan  : Joe Peppard & Phillip Rowland (1995). The Essence of Business Process Rengineering. Prentice Hall Ltd [Pp]
4.    Tambahan : Omar el Sawy (2001). Redesigning enterprise Process for e-Business. McGraw Hill Inc [SW]



Share this article :

0 comments :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AbimaelZone - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger